Sabtu, 23 Februari 2013

Mekanisme Pecahnya Batuan

Mekanisme Pecahnya Batuan


Pada dasarnya proses pecahnya batuan saat peledakan mengalami beberapa tahap dan tahapan proses pecahnya batuan saling tumpang tindih dan tergantung dari tipe serta geometri peledakan yang diterapkan. Konsep yang dipakai disini adalah proses pemecahan dan reaksi-reaksi mekanik dalam batuan homogen yang berbeda dari sifat mekanis batuan yang mempunyai rekahan dan heterogen  seperti yang sering dijumpai dalam pekerjaan peledakan. Proses pecahnya batuan akibat dari peledakan dibagi dalam tiga tingkatan (Gambar 3.5.) yaitu : 

1)        Proses pemecahan tingkat I
Pada saat bahan peledak meledak, tekanan tinggi menghancurkan batuan di daerah sekitar lubang ledak. Gelombang kejut (shock wave) yang meninggalkan lubang ledak merambat dengan kecepatan 3000 – 5000 m/det, akan mengakibatkan tegangan tangensial yang menimbulkan rekahan yang menjalar (radial crack) dari daerah lubang ledak. Rekah pertama menjalar terjadi dalam waktu 1 – 2 ms.

2)        Proses pemecahan tingkat II
Tekanan sehubungan dengan gelombang kejut yang meningkatkan lubang ledak   pada   proses   pemecahan   tingkat I   adalah positif. Apabila mencapai bidang bebas akan dipantulkan, tekanan akan turun dengan cepat, kemudian berubah menjadi negatif dan timbul gelombang tarik. Gelombang tarik (tensile wave) ini merambat kembali di dalam batuan. Oleh karena batuan lebih kecil ketahanannya terhadap tarikan daripada tekanan, maka akan terjadi rekahan–rekahan primer (primary failure cracks) disebabkan karena tegangan tarik (tensile stress) dari gelombang yang dipantulkan. Apabila tegangan tarik cukup kuat akan menyebabkan slambing atau spalling pada bidang bebas. Dalam proses pemecahan tingkat I dan tingkat II fungsi dari gelombang kejut adalah menyiapkan batuan dengan sejumlah rekahan–rekahan kecil. Secara teoritis energi gelombang kejut jumlahnya antara 5 – 15 % dari energi total bahan peledak. Jadi gelombang kejut menyediakan kesiapan dasar untuk proses pemecahan tingkat akhir.

3)        Proses pemecahan tingkat III
Dibawah pengaruh takanan yang sangat tinggi dari gas–gas hasil peledakan maka rekahan radial primer (tingkat II) akan diperlebar secara cepat oleh kombinasi efek dari tegangan tarik disebabkan kompresi radial dan pembajian (pneumatic wedging). Apabila massa batuan di depan lubang ledak gagal dalam mempertahankan posisinya bergerak ke depan maka tegangan tekan tinggi yang berada dalam batuan akan dilepaskan (unloaded) seperti spiral kawat yang ditekan kemudian dilepaskan.  Efek dari terlepasnya batuan (unloading) adalah menyebabkan tegangan tarik tinggi dalam massa batuan yang akan melanjutkan pemecahan hasil yang telah terjadi pada proses pemecahan tingkat II. Rekahan hasil dalam pemecahan tingkat II menyebabkan bidang–bidang lemah untuk memulai reaksi–reaksi fragmentasi utama pada proses peledakan.
Dengan tingkatan yang berbeda-beda, fragmentasi batuan dapat disebabkan oleh gerakan-gerakan tertentu. Batuan yang rapuh (brittle) dapat dilenturkan dan direkahkan dan gerekan-gerakan shearing, tearing, colliding dan tumbling dapat mematahkan batuan, terutama di sepanjang kekar yang rapat dan tertutup.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar